KISAHNYATA Murtadnya Sang Hafidz Quran - Ustadz Khalid Basalamah. Follow HidayahIndonesia Channel untuk mendapatkan ceramah-ceramah tentang kisah para nabi, kisah para rasul, kisah sahabat nabi, kisah sahabat rasul, kisah tabiin, kisah nyata yang dapat kita ambil hikmahnya, kajian tentang jodoh, kajian akhir zaman dan tema ceramah lainnya. Iamendapat salam dari Nabi Muhammad shollallohu 'alaihi wasallam lewat mimpi yang dialami Abdullah bin Mubarok (wafat 181 H), seorang ulama dari kalangan Tabiut Tabiin. Kisah ini diceritakan dalam Kitab Al-Mawa'izh Al-Usfuriyah karya Syaikh Muhammad bin Abu Bakar Ushfury. Abdullah bin Mubarak menceritakan, ketika melaksanakan ibadah haji Tidakada yang menandingi mu'jizat Al-Qur'an baik dari mu'jizat para Nabi walaupun dalam kitab - kitab mereka, dan Al-Qur'an itu sendiri tidak terhitung jumlah mu'jizatnya bukan 1000 atu 2000 bahkan leih dari itu karena Nabi SAW telah menantang orang arab untuk menandinginya dengan 1 surat saja dan mereka tidak mampu mengalahkannya. KisahMurtadnya Sang Hafidz Quran. Syabil channel is in Jakarta, Indonesia. January 1, 2020 · Vay Tiền Online Chuyển Khoản Ngay. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. 9Jika kita terbiasa melanggengkan rantai dosa dengan alasan gengsi dan takut akan jatuhnya HARGA DIRI, maka boleh jadi kita sudah tidak berharga lagi dihadapan Allah subhanahu wa ta'alaManusia kerap menyepelekan dosa, karena merasa amal baik jauh lebih banyak. Jika merasa hina dihadapan Allah, kita pasti paham bahwa terlalu sedikit hak-hak Allah yang kita tunaikan dibandingkan dengan tumpukan dosa diri. Ingat, gunung itu awalnya hanyalah tumpukan selalu lalai dengan nikmat yang Allah berikan. Padahal sesuatu yang kita anggap baik belum tentu baik untuk kita. Kita merasa bahwa dosa-dosa kita sudah diampuni padahal semua itu belum tentu Masih ingatkah kita dengan murtadnya seorang hafiz Qur'an yang bernama Abdah bin abdurrohiim. Yang dulunya adalah penghafal Al-Quran tapi ia lalai dan murtad dari agamanya yaitu islam. Singkat cerita ia jatuh cinta terhadap wanita romawi yang membuat ia jatuh ke dalam dosa dengan syahwatnya. Diakhir hidupnya sangatlah di sesali. Tahukah kamu hanya 2 ayat Al-Quran saja yang mampu ia ucapkan yaitu . "Orang-orang yang kafir itu seringkali nanti di akhirat menginginkan, kiranya mereka dahulu di dunia menjadi orang-orang Muslim." . "Biarkanlah mereka di dunia ini makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan kosong, maka kelak mereka akan mengetahui akibat perbuatan mereka." QS. Al Hijr 2-3.Dari ayat diatas sangatlah disayangkan, kalau kita masih terus lalai. Dan Allah yang membolak-balikan hati manusia. Hanya kepada-Nya kita memohon agar terus diberi keistiqomahan. Lihat Kurma Selengkapnya Syahdan, lelaki gagah itu mengayunkan pedangnya menebas satu demi satu tubuh pasukan Romawi. Dia termasuk dari Tabi’in yang hafal Al-Qur’an. Keimanannya tak diragukan. Adakah bandingannya di dunia ini seorang mujahid yang hafal Al-Qur’an, terkenal akan keilmuannya, kezuhudannya, ibadahnya, puasa Daudnya serta ketaqwaan dan keimanannya? Namun tak dinyana terjadi musibah di akhir hayatnya. Dia mati dengan tidak membawa iman Islamnya. Murtad sebagai Nasrani. Padahal dahulunya ia hafal semua isi Al-Qur’an, namun semua hilang tak tersisa kecuali dua ayat saja. Dalam sebuah peperangan yang dahsyat antara pasukan Muslim melawan tentara Romawi, pemuda ini telah memainkan perannya dengan baik dan heroik. Pedangnya masih berkilat-kilat memantul cahaya mentari yang panas di tengah padang pasir yang gersang. Masih segar berlumur merahnya darah orang Romawi. Ia hantarkan orang Romawi itu ke neraka dengan pedangnya. Kaum muslimin sedang mengepung benteng Romawi. Tiba-tiba mata si pemuda tertuju kepada seorang wanita Romawi di dalam benteng. Kecantikan dan pesona wanita pirang itu begitu dahsyat mengobrak-abrik hatinya. Dia lupa bahwa tak seorang pun dijamin lolos su’ul khatimah. Tak tahan melawan kecamuk dalam dadanya, ia pun mengirimkan surat cinta kepada wanita itu. Isinya kurang lebih “Adinda, bagaimana caranya agar aku bisa sampai ke pangkuanmu?” Perempuan itu menjawab “Kakanda, masuklah agama Nashrani maka aku jadi milikmu.” Syahwat telah memenuhi relung hati si pemuda ini, sampai-sampai ia menjadi lupa akan imannya, tuli peringatan dan buta Al-Qur’an. Pesona wanita itu telah mampu mengubur imannya di dasar samudra. Demi tubuh cantik nan fana itu ia rela tinggalkan Islam. Menikahlah dia di dalam benteng. Kaum muslimin yang menyaksikan ini sangat terguncang. Bagaimana mungkin? Bagaimana bisa seorang hafidz yang hatinya dipenuhi Al-Qur’an meninggalkan Allah. Dikisahkan,pemuda penghafal Al Qur’an dan mujahid ini akhirnya hidup dan mati dalam kekufuran. Hingga suatu ketika pasukan Muslim berhasil menemui dan mebujuknya untuk kembali ke pangkuan Islam, namun tidak berhasil. Ketika ditanyakan kepadanya, “Dimana Al Quran mu yang dulu???” Ia menjawab, “Aku telah lupa semua isi Al Quran kecuali dua ayat saja yaitu رُبَمَا يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْ كَانُوا مُسْلِمِينَ “Orang-orang yang kafir itu seringkali nanti di akhirat menginginkan, kiranya mereka dahulu di dunia menjadi orang-orang muslim.” ذَرْهُمْ يَأْكُلُوا وَيَتَمَتَّعُوا وَيُلْهِهِمُ الْأَمَلُ ۖفَسَوْفَ يَعْلَمُونَ “Biarkanlah mereka di dunia ini makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan kosong, maka kelak mereka akan mengetahui akibat perbuatan mereka. QS. Al Hijr 2-3. Seolah ayat ini adalah hujjah untuk dirinya, kutukan sekaligus peringatan Allah yang terakhir namun tak digubrisnya. Dan ia bahagia hidup berlimpah harta dan keturunan bersama kaum Nashrani. Dalam keadaan seperti itulah hingga ajal menjemputnya. Mati dalam keadaan di luar agama Islam. Aduhai, betapa kita tidak memiliki garansi apa-apa terhadap keimanan kita, kecuali atas rahmat Allah SWT yang menjadikan kita istiqamah. Seorang hafidz nan mujahid saja bisa diangkat nikmat imannya berbalik murtad jika sudah ditetapkan murtad, apatah lagi kita yang tidak punya amalan-amapan istimewa apalagi keimanan yang kuat. Maka para pemuda, marilah senantiasa waspada dengan segala fitnah yang senantiasa mengancam, khususnya syahwat wanita. مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ “Tidak pernah kutinggalkan setelahku fitnah yang lebih dahsyat bahayanya bagi kaum pria daripada fitnah wanita.” Muttafaqun Alaih Semoga para suami, para anak-anak laki, saudara-saudara laki kita. keluarga kita semua,teman-teman lelaki esama muslim, selalu dalam lindungan Allah,dijauhkan dari syahwat dan maksiat,selamat dunia akhirat. Amin. Catatan Diceritakan bahwa pemuda tersebut dahulunya adalah seorang tabiin, Abdah bin Abdirrahiim. Hal ini berdasarkan penukilan dari kitab al Bidayah wan Nihayah yang ditulis oleh Imam Ibnu Katsir, rahimahullah, dan beliau meriwayatkan dari Ibnu Jauzi. Namun hal ini dibantah oleh penukilan lainnya. sesungguhnya yang murtad sehingga memutuskan menjadi nasrani itu adalah pemuda yang tidak disebut namanya. Dia adalah pengikut dari Abdah bin Abdurrahim. Sedangkan Abdah bin Abdirrahim sendiri adalah sebagai periwayat kisah tersebut, bukanlah pelakunya. Abdah bin Abdirrahim adalah salah satu guru Imam A-Nasaai, yang dinilai shoduq oleh sebagian Ulama. Dan beliau wafat pada tahun 244 H. Wallâhu a’lam. – Lelaki gagah itu mengayunkan pedangnya menebas satu demi satu tubuh pasukan Romawi. Dahulunya dia termasuk dari Tabi’in 270 H yang hafal Al-Qur’an. Namanya adalah sebaik-baik nama, Abdah bin Abdurrahiim.[1] Keimanannya tak diragukan. Adakah bandingannya di dunia ini seorang mujahid yang hafal Al-Qur’an, terkenal akan keilmuannya, kezuhudannya, ibadahnya, puasa Daudnya serta ketaqwaan dan keimanannya? Namun tak dinyana terjadi musibah di akhir hayatnya. Dia mati dengan tidak membawa iman Islamnya. Murtad sebagai Nasrani. Padahal dahulunya ia hafal semua isi Al-Qur’an, namun semua hilang tak tersisa kecuali dua ayat saja. Ayat apakah itu? Apa yang melatarbelakangi dia keluar dari Diinullah. Inilah kisahnya Pedangnya masih berkilat-kilat memantul cahaya mentari yang panas di tengah padang pasir yang gersang. Masih segar berlumur merahnya darah orang Romawi. Ia hantarkan orang Romawi itu ke neraka dengan pedangnya. Tak disangka pula, nantinya dirinyapun dihantar ke neraka oleh seorang wanita Romawi, tidak dengan pedang melainkan dengan asmara. Kaum muslimin sedang mengepung kampung Romawi. Tiba-tiba mata Abdah tertuju kepada seorang wanita Romawi di dalam benteng. Kecantikan dan pesona wanita pirang itu begitu dahsyat mengobrak-abrik hatinya. Dia lupa bahwa tak seorang pun dijamin lolos su’ul khatimah. Tak tahan, ia pun mengirimkan surat cinta kepada wanita itu. Isinya kurang lebih “Adinda, bagaimana caranya agar aku bisa sampai ke pangkuanmu?” Perempuan itu menjawab “Kakanda, masuklah agama Nashrani maka aku jadi milikmu.” Syahwat telah memenuhi relung hati Abdah sampai-sampai ia menjadi lupa akan imannya, tuli peringatan dan buta Al-Qur’an. Hatinya terbangun tembok anti hidayah. خَتَمَ اللَّهُ عَلَى قُلُوبِهِمْ وَعَلَى سَمْعِهِمْ وَعَلَى أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat. QS. Al-Baqarah 7. Astaghfirullah, ma’adzallah. Pesona wanita itu telah mampu mengubur imannya di dasar samudra. Demi tubuh cantik nan fana itu ia rela tinggalkan Islam. Menikahlah dia di dalam benteng. Kaum muslimin yang menyaksikan ini sangat terguncang. Bagaimana mungkin? Bagaimana bisa seorang hafidz yang hatinya dipenuhi Al-Qur’an meninggalkan Allah. Ketika dibujuk untuk taubat ia tak bisa. Ketika ditanyakan kepadanya, “Dimana Al Quran mu yang dulu???” Ia menjawab, “Aku telah lupa semua isi Al Quran kecuali dua ayat saja yaitu رُبَمَا يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْ كَانُوا مُسْلِمِينَ “Orang-orang yang kafir itu seringkali nanti di akhirat menginginkan, kiranya mereka dahulu di dunia menjadi orang-orang muslim.” ذَرْهُمْ يَأْكُلُوا وَيَتَمَتَّعُوا وَيُلْهِهِمُ الْأَمَلُ ۖفَسَوْفَ يَعْلَمُونَ “Biarkanlah mereka di dunia ini makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan kosong, maka kelak mereka akan mengetahui akibat perbuatan mereka. QS. Al Hijr 2-3. Seolah ayat ini adalah hujjah untuk dirinya, kutukan sekaligus peringatan Allah yang terakhir namun tak digubrisnya. Dan ia bahagia hidup berlimpah harta dan keturunan bersama kaum Nashrani. Dalam keadaan seperti itulah hingga ajal menjemputnya. Mati dalam keadaan di luar agama Islam. Ya Allah, seorang hafidz nan mujahid saja bisa Kau angkat nikmat imannya berbalik murtad jika sudah ditetapkan murtad, apatah lagi hamba yang banyak cacat ini. Tak punya amal andalan. مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ “Tidak pernah kutinggalkan setelahku fitnah yang lebih dahsyat bahayanya bagi kaum pria daripada fitnah wanita.” Muttafaqun Alaih Saudara-saudariku, doakan aku dan aku doakan pula kalian agar Allah lindungi kita dari fitnah wanita/fitnah manusia dan fitnah dunia serta dihindarkan dari ketetapan yang buruk di akhir hayat. Semoga para suami, para anak-anak laki, saudara-saudara laki kita. keluarga kita semua,teman-teman lelaki sesama muslim, selalu dalam lindungan Allah,dijauhkan dari syahwat dan maksiat,selamat dunia akhirat. Amin. مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ “Tidak pernah kutinggalkan setelahku fitnah yang lebih dahsyat bahayanya bagi kaum pria daripada fitnah wanita.” Muttafaqun Alaih Sumber Disarikan dari tulisan DR. Hamid Ath-Thahir dalam buku “Di bawah Kilatan Pedang” 101 Kisah Heroik Mujahidin. ___________________ [1] Berkata Ibnu Katsir rahimahullah dalam kitabnya Al-Bidayah wa An-Nihayah 11/74 وفيها 278 هـ توفي عبدة بن عبد الرحيم قبحه الله ذكر ابن الجوزي أن هذا الشقي كان من المجاهدين كثيرا في بلاد الروم، فلما كان في بعض الغزوات والمسلون محاصروا بلدة من بلاد الروم إذ نظر إلى امرأة من نساء الروم في ذلك الحصن فهويها فراسلها ما السبيل إلى الوصول إليك ؟ فقالت أن تتنصر وتصعد إلي، فأجابها إلى ذلك، فلما راع المسلمين إلا وهو عندها، فاغتم المسلمون بسبب ذلك غما شديدا، وشق عليهم مشقة عظيمة، فلما كان بعد مدة مروا عليه وهو مع تلك المرأة في ذلك الحصن فقالوا يا فلان ما فعل قرآنك ؟ ما فعل علمك ؟ ما فعل صيامك ؟ ما فعل جهادك ؟ ما فعلت صلاتك ؟ فقال اعلموا أني أنسيت القرآن كله إلا قوله ربما يود الذين كفروا لو كانوا مسلمين ذرهم يأكلوا ويتمتعوا ويلهيهم الامل فسوف يعلمون الحجر 3 “Pada tahun 278H, telah wafat Abdah bin Abdurrahim –semoga Allah memburukkannya-, telah disebutkan oleh Ibnul Jauzy bahwa orang malang ini dulunya termasuk dari seorang lelaki yang sering berjihad di negeri Romawi, ketika dalam beberapa peperangan dan pada waktu itu kaum muslim mengepung sebuah daerah dari kekuasan Romawi, lelaki sang mujahid yang terkena godaan ini memandang kepada seorang wanita dari bangsa Romawi di benteng tersebut, maka akhirnya lelaki ini menginginkan wanita tersebut, lalu ia menyurati wanita tersebut; “Bagaimana agar aku bisa sampai kepadamu?”, wanita ini menjawab “Kamu masuk ke dalam agama Nashrani lalu kamu naik menemuiku”, lalu lelaki ini menerima ajakan tersebut”, maka ketika kaum muslim mengepung malah dia berada bersama wanita tersebut, kejadian itu sangat menyakitkan dan memberatkan kaum muslim, setelah beberapa waktu berlalu, kaum muslim melewati benteng tersebut dan si lelaki ini sedang bersama wanita tersebut di benteng itu, mereka kaum muslim bertanya kepada lelaki tersebut “Wahai Fulan, Apa yang telah Al-Qur’an lakukan terhadapmu?, apa yang telah dikerjakan oleh ilmumu terhadapmu? Apa yang telah dikerjakan puasamu terhadapmu? Apa yang telah dikerjakan oleh jihadmu terhadapmu? Apa yang telah diperbuat shalatmu terhadapmu?”, lelaki ini menjawab “Ketahuilah kalian semuanya, sesungguhnya aku telah lupa Al-Qur’an kecuali Firman-Nya Artinya “Orang-orang yang kafir itu sering kali nanti di akhirat menginginkan, kiranya mereka dahulu di dunia menjadi orang-orang muslim. Biarkanlah mereka di dunia ini makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan kosong, maka kelak mereka akan mengetahui akibat perbuatan mereka”. QS. Al Hijr 2-3. Lelaki gagah itu mengayunkan pedangnya menebas satu demi satu tubuh pasukan Romawi. Dahulunya dia termasuk dari Tabi’in 270 H yang hafal Al-Qur’an. Namanya adalah sebaik-baik nama, Abdah bin Abdurrahiim.[1] Keimanannya tak diragukan. Adakah bandingannya di dunia ini seorang mujahid yang hafal Al-Qur’an, terkenal akan keilmuannya, kezuhudannya, ibadahnya, puasa Daudnya serta ketaqwaan dan keimanannya ? Namun tak dinyana terjadi musibah di akhir hayatnya. Dia mati dengan tidak membawa iman Islamnya. Murtad sebagai Nasrani. Padahal dahulunya ia hafal semua isi Al-Qur’an, namun semua hilang tak tersisa kecuali dua ayat saja. Ayat apakah itu ? Apa yang melatarbelakangi dia keluar dari Diinullah. Inilah kisahnya Pedangnya masih berkilat-kilat memantul cahaya mentari yang panas di tengah padang pasir yang gersang. Masih segar berlumur merahnya darah orang Romawi. Ia hantarkan orang Romawi itu ke neraka dengan pedangnya. Tak disangka pula, nantinya dirinyapun dihantar ke neraka oleh seorang wanita Romawi, tidak dengan pedang melainkan dengan asmara. Kaum muslimin sedang mengepung kampung Romawi. Tiba-tiba mata Abdah tertuju kepada seorang wanita Romawi di dalam benteng. Kecantikan dan pesona wanita pirang itu begitu dahsyat mengobrak-abrik hatinya. Dia lupa bahwa tak seorang pun dijamin lolos su’ul khatimah. Tak tahan, ia pun mengirimkan surat cinta kepada wanita itu. Isinya kurang lebih “Adinda, bagaimana caranya agar aku bisa sampai ke pangkuanmu?” Perempuan itu menjawab “Kakanda, masuklah agama Nashrani maka aku jadi milikmu.” Syahwat telah memenuhi relung hati Abdah sampai-sampai ia menjadi lupa akan imannya, tuli peringatan dan buta Al-Qur’an. Hatinya terbangun tembok anti hidayah. خَتَمَ اللَّهُ عَلَى قُلُوبِهِمْ وَعَلَى سَمْعِهِمْ وَعَلَى أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ "Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat." QS. Al-Baqarah 7. Astaghfirullah, ma’adzallah. Pesona wanita itu telah mampu mengubur imannya di dasar samudra. Demi tubuh cantik nan fana itu ia rela tinggalkan Islam. Menikahlah dia di dalam benteng. Kaum muslimin yang menyaksikan ini sangat terguncang. Bagaimana mungkin? Bagaimana bisa seorang hafidz yang hatinya dipenuhi Al-Qur’an meninggalkan Allah. Ketika dibujuk untuk taubat ia tak bisa. Ketika ditanyakan kepadanya, “Dimana Al Quran mu yang dulu ?” Ia menjawab, “Aku telah lupa semua isi Al Quran kecuali dua ayat saja yaitu رُبَمَا يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْ كَانُوا مُسْلِمِينَ “Orang-orang yang kafir itu seringkali nanti di akhirat menginginkan, kiranya mereka dahulu di dunia menjadi orang-orang muslim.” ذَرْهُمْ يَأْكُلُوا وَيَتَمَتَّعُوا وَيُلْهِهِمُ الْأَمَلُ ۖفَسَوْفَ يَعْلَمُونَ “Biarkanlah mereka di dunia ini makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan kosong, maka kelak mereka akan mengetahui akibat perbuatan mereka." QS. Al Hijr 2-3. Seolah ayat ini adalah hujjah untuk dirinya, kutukan sekaligus peringatan Allah yang terakhir namun tak digubrisnya. Dan ia bahagia hidup berlimpah harta dan keturunan bersama kaum Nashrani. Dalam keadaan seperti itulah hingga ajal menjemputnya. Mati dalam keadaan di luar agama Islam. Na'udzubillah... ***** Ya Allah, seorang hafidz nan mujahid saja bisa Kau angkat nikmat imannya berbalik murtad jika sudah ditetapkan murtad, apatah lagi hamba yang banyak cacat ini. Tak punya amal andalan. مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ “Tidak pernah kutinggalkan setelahku fitnah yang lebih dahsyat bahayanya bagi kaum pria daripada fitnah wanita.” Muttafaqun Alaih. Saudara-saudariku, doakan aku dan aku doakan pula kalian agar Allah lindungi kita dari fitnah wanita/fitnah manusia dan fitnah dunia serta dihindarkan dari ketetapan yang buruk di akhir hayat. Semoga para suami, para anak-anak laki, saudara-saudara laki kita. keluarga kita semua,teman-teman lelaki sesama muslim, selalu dalam lindungan Allah,dijauhkan dari syahwat dan maksiat,selamat dunia akhirat. Amin. مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ “Tidak pernah kutinggalkan setelahku fitnah yang lebih dahsyat bahayanya bagi kaum pria daripada fitnah wanita.” Muttafaqun Alaih. Sumber Disarikan dari tulisan DR. Hamid Ath-Thahir dalam buku “Di bawah Kilatan Pedang” 101 Kisah Heroik Mujahidin. ___________________ Sumber asli [1] Berkata Ibnu Katsir rahimahullah dalam kitabnya Al-Bidayah wa An-Nihayah 11/74 وفيها 278 هـ توفي عبدة بن عبد الرحيم قبحه الله ذكر ابن الجوزي أن هذا الشقي كان من المجاهدين كثيرا في بلاد الروم، فلما كان في بعض الغزوات والمسلون محاصروا بلدة من بلاد الروم إذ نظر إلى امرأة من نساء الروم في ذلك الحصن فهويها فراسلها ما السبيل إلى الوصول إليك ؟ فقالت أن تتنصر وتصعد إلي، فأجابها إلى ذلك، فلما راع المسلمين إلا وهو عندها، فاغتم المسلمون بسبب ذلك غما شديدا، وشق عليهم مشقة عظيمة، فلما كان بعد مدة مروا عليه وهو مع تلك المرأة في ذلك الحصن فقالوا يا فلان ما فعل قرآنك ؟ ما فعل علمك ؟ ما فعل صيامك ؟ ما فعل جهادك ؟ ما فعلت صلاتك ؟ فقال اعلموا أني أنسيت القرآن كله إلا قوله ربما يود الذين كفروا لو كانوا مسلمين ذرهم يأكلوا ويتمتعوا ويلهيهم الامل فسوف يعلمون الحجر 3 “Pada tahun 278H, telah wafat Abdah bin Abdurrahim –semoga Allah memburukkannya-, telah disebutkan oleh Ibnul Jauzy bahwa orang malang ini dulunya termasuk dari seorang lelaki yang sering berjihad di negeri Romawi. Ketika dalam beberapa peperangan dan pada waktu itu kaum muslim mengepung sebuah daerah dari kekuasan Romawi, lelaki sang mujahid yang terkena godaan ini memandang kepada seorang wanita dari bangsa Romawi di benteng tersebut, maka akhirnya lelaki ini menginginkan wanita tersebut, lalu ia menyurati wanita tersebut; “Bagaimana agar aku bisa sampai kepadamu?”, wanita ini menjawab “Kamu masuk ke dalam agama Nashrani lalu kamu naik menemuiku”, lalu lelaki ini menerima ajakan tersebut”, maka ketika kaum muslim mengepung malah dia berada bersama wanita tersebut. Kejadian itu sangat menyakitkan dan memberatkan kaum muslim, setelah beberapa waktu berlalu, kaum muslim melewati benteng tersebut dan si lelaki ini sedang bersama wanita tersebut di benteng itu, mereka kaum muslim bertanya kepada lelaki tersebut “Wahai Fulan, Apa yang telah Al-Qur’an lakukan terhadapmu?, apa yang telah dikerjakan oleh ilmumu terhadapmu? Apa yang telah dikerjakan puasamu terhadapmu? Apa yang telah dikerjakan oleh jihadmu terhadapmu? Apa yang telah diperbuat shalatmu terhadapmu?”, lelaki ini menjawab “Ketahuilah kalian semuanya, sesungguhnya aku telah lupa Al-Qur’an kecuali Firman-Nya Artinya “Orang-orang yang kafir itu sering kali nanti di akhirat menginginkan, kiranya mereka dahulu di dunia menjadi orang-orang muslim. Biarkanlah mereka di dunia ini makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan kosong, maka kelak mereka akan mengetahui akibat perbuatan mereka”. QS. Al Hijr 2-3. Sumber

kisah murtadnya seorang hafidz quran